Rabu, 11 Maret 2015

makalah sistem integumen



MATERI SISTEM INTEGUMEN
VERTEBRATA
MATAKULIAH STRUKTUR HEWAN

OLEH

            NAMA   : FEBRIAN R P.NUBATONIS
            NIM     : 1301042049
            PRODI   : P.BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
1.     SISTEM INTEGUMEN
        Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkalimerupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasaLatin " integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi, sehinggastrukturnya tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki fungsi yangbermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya danderivat-derivat dari kulit. Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu epidermisdan dermis, derivat integumen adalah struktur tertentu dimana secara embryogenetik yangberasal dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit yangsebenarnya
    I.        Sistem integument pisces
             Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang kompleks. Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protektif yang menjaga lalulintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas. Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh darah, keperluan metabolisme diperoleh secara difusi, karena itu kecenderungan dari sel-sel yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat besar sekali. Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh.
Dermis yang didalamnya terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan sel-sel yang susunannya lebih kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat kulit juga juga dibentuk dalam lapisan ini. Lapisan dermisi berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya.
a)    Sisik
Pada tubuh dan ekor di epidermis terdapat sisik yang masing-masing tertanam dalam saku dermal dan tumbuh sepanjang hidup. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.

a.    Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitif yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari dermis.
Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.

b. Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini  ditemukan pada jenis ikan Latimeria chalumnae.

c. Sisik Ganoid
Sisik ganoid berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam dalam saku dermis, permukaan sebelah luar dilapisi oleh zat ganoine, yang materialnya berupa garam-garam anorganik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan Polyodontidae.

d.Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik cycloid berbentuk bulat. Pada sisik ini  akan tampak lingkaran yang berbeda-beda pada ikan yang hidup di daerah yang berempat musim. Sisik ctenoid, berbentuk bulat agak lonjong, berduri kecil-kecil pada bagian anterior, sedang pada posterior memecah diri menjadi beberapa bagian. Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat.                                     
Untitled-Scanned-87
Gambar integument pices

 II.        System integumen amfibi
Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa Sisik. Kulit tersusun atas , epidermis, dan dermis yang terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan jagat dibentuk lapisan jangat baru, swaktu lapisan jangat yang lama terkelupas telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.
Pada dermis terdapat jaringat ikat, di sebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar dan pigmen. Bagian sebelah dalam dari dermis terdapat jaringat-jaringan padat berupa jaringan ikat selanjutnya disebalh bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah.
Kulit Amfibi/Amphibia sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
1.     Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk  memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
2.    Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang  menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu  dapat secara efektif mematikan hewan lain


Untitled-Scanned-83
Gambar integument amphibi
·         Anura
   Urutan ordo Anura meliputi katak dan kodok. Anggota dari order dengan kulit halus yang sering disebut sebagai katak sementara mereka dengan kulit warted dikenal sebagai kodok.

·         Caudata
             Urutan ordo Caudata meliputi salamander dan salah satu penyusunnya keluarga , family Salamandridae , meliputi salamander benar dan kadal air. Mereka mungkin darat atau air tetapi banyak menghabiskan bagian dari tahun di habitat masing-masing. Ketika di darat, mereka kebanyakan menghabiskan hari tersembunyi di bawah batu atau kayu bulat atau di vegetasi padat, yang muncul pada sore dan malam untuk pakan untuk cacing, serangga dan invertebrata lain. Gymnophiona Urutan ordo Gymnophiona termasuk caecilian. Ini adalah panjang, silinder, binatang tanpa kaki yang menyerupai ular atau cacing . Kulit mereka memiliki lipatan melingkar yang meningkatkan kesamaan mereka untuk segmen cacing tanah. Beberapa di air tapi kebanyakan hidup di bawah tanah di liang mereka melubangi

III. Sistem Integumen Reptil
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk,terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, ataupun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid(cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memilikigigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh  reptil biasa digunakan untuk mengidentif ikasispesies hewan tersebut.Integument pada reptilia umumnya juga tidak mengandungkelenjar keringat.Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandungsel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas.Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilangapabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modif ikasiwarna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yangterkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam - macam. Pada calotes(bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol system
      Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu ordo Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata
·         Ordo Chelonia
        Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Integumen Chelonia sp/kura-kura
1.Carapace (dorsal)
Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu seri dari pelat-pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang berturut-turut yang terletak di bagian atas (antara marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang terletak diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.
2.Plastron
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling kecil dan letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang terletak diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah.
·         Ordo squamata
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh ular tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan ukuran, tersebut. Sisik-sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu pergerakan ular, mempertahankan kelembaban, berguna dalam kamuflase dan mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus juga membantu dalam menangkap mangsa (misalnya pada ular kadut).
Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu, misalnya sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling aneh mungkin adalah ‘kerincingan’ di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk dari sisik-sisik mati yang tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit).
Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar, licin dan minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas di tepinya yang berguna untuk ‘memegang’ cabang dan ranting pepohonan.
 Kulit dan sisik-sisik ular membantu mempertahankan kelembaban tubuhnya.Ular juga dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang kemungkinan melibatkan peranan sisik di dalamnya.Sebagian ular-ular primitif seperti boa memiliki kepala yang tertutupi oleh sisik-sisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields).Pola dan susunan perisai-perisai ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi jenisnya.
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau epidermis.Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada pangkalnya, seperti susunan genting.
 Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi tubuh, memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa jadi berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori, lubang, bintil, atau bentuk-bentuk halus yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun yang harus menggunakan mikroskop. Sisik-sisik ular mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh modifikasi yang lain adalah sisik tansparan yang menutupi mata ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle. Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas ketika ular berganti kulit.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau kostal (costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate), serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-deret di sepanjang tubuhnya, deretan berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini –dari satu deret ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi (Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.
Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira tengah panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher; tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki sepuluh deret sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular sanca antara 65–75 deret, dan ular kadut sekitar 130–150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae, yakni suku ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik.
·         Ordo Crocodilia/Loricata
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.

IV. System Integumen Aves
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a.    Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b.    Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c.    Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
·         Tectrices, yang menutupi badan.
·          Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai komudi.
·          Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :
a.    Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.
b.     Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.
c.    Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
d.    Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
Gambar integument aves
V. Sistem Integumen Pada Mamalia
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.

·         Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):
a)    Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
b)   Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
c)    Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.
d)   Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga terdapat sel langerhans.
e)   Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit

·         Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.

·         Hipodermis 
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh.
Gambar integument mamalia(manusia)














REFERENSI
Anonim. 2015. Sistem Integumenhttp://lifestyle-ongky816.blogspot.com (diakses 
       tanggal 28 Februari 2015)
          Anonim. 2015. Sistem Integumenhttp://www.sith.itb.ac.id (diakses tanggal 28  
                  Februari 2015).
         Anonim. 2015. Sistem  Integumenhttp://pharzone.com/materi%20kuliah/anfis%202/kulit.pdf(diakses
                 tanggal 28 Februari 2014).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar